Beranda | Artikel
Membangun Kedekatan Anak Dengan Allah
Selasa, 2 Juni 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Membangun Kedekatan Anak Dengan Allah merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mencetak Generasi Rabbani. Kajian ini disampaikan pada 26 Ramadhan 1441 H / 19 Mei 2020 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Membangun Kedekatan Anak Dengan Allah

Sampai kita pada poin anak dan penanaman dasar-dasar keimanan. Yang pertama adalah menanamkan iman kepada Allah. Dan kita sudah kita bicarakan pentingnya hal ini bahwa hendaknya perkara pertama yang kita tanamkan pada anak anak adalah keimanannya kepada penciptanya. Dan inlah yang diajarkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada seorang sahabat yang mulia yaitu Abdullah bin ‘Abbas yang mana pada waktu itu ia masih seorang bocah, namun Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan pelajaran-pelajaran keimanan, aqidah, yang sangat mendasar dan sangat penting yang menjadi bekal hidup bagi setiap orang. Nabi berkata kepadanya ketika Nabi berbonceng dengannya, Nabi membonceng Abdullah bin ‘Abbas di belakang beliau dan dalam kesempatan-kesempatan seperti itu Nabi tidak lupa untuk menyampaikan pelajaran-pelajaran. Nabi berkata kepadanya:

يَا غُلامُ إِنِّي أُعلِّمكَ كَلِمَاتٍ

“Wahai bocah.” Ini adalah panggilan keakraban yang tujuannya adalah untuk menciptakan suasana akrab, dekat, dengan seruan, ini adalah adab dan salah satu etika di dalam menyampaikan satu nasihat, yaitu kita memunculkan suasana akrab dengan orang yang kita nasihati, orang yang kita dakwahi, orang yang kita ajari, apalagi ini seorang bocah. Dan juga untuk menarik perhatiannya, bahwa apa yang disampaikan adalah satu perkara yang penting, pelajaran.

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan metode ini banyak di dalam Al-Qur’an untuk memberikan peringatan, nasihat, pelajaran kepada orang-orang yang beriman. Allah menyeru mereka dengan firmanNya: “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا”, “يَا أَيُّهَا النَّاسُ”, bahkan Allah memanggil NabiNya: “يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ”. Ini adalah bentuk pelajaran yang dapat kita petik dari Al-Qur’an. Yaitu metode menyampaikan ilmu. Jadi kita hendaknya menumbuhkan suatu suasana yang kondusif, penuh keakraban, dengan orang yang akan kita ajari ilmu.

يَا غُلامُ إِنِّي أُعلِّمكَ كَلِمَاتٍ

“Wahai bocah. Ssungguhnya aku akan menyampaikan beberapa pelajaran kepadamu.”

Nabi akan mengajarkan beberapa pelajaran kepada Abdullah bin ‘Abbas. Beliau berkata:

احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ

“Jagalah Allah, Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, engkau akan dapati Dia ada di hadapanmu.” Yaitu dengan pertolonganNya, dengan pemeliharaan dan penjagaanNya, dengan kebersamaan yang khusus bersama orang-orang yang dekat dan beribadah kepadaNya. Ini kedekatan ataupun kebersamaan yang bersifat khusus, kebersamaan Allah dengan orang-orang yang beriman. Di sana ada kebersamaan Allah dengan semua makhluk, dan di sana ada kebersamaan Allah yang bersifat khusus. Yaitu Allah bersama orang-orang beriman dengan pertolongan dan pemeliharaanNya.

Ini satu pelajaran yang sangat penting untuk ditanamkan kepada anak-anak, yaitu membangun kedekatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hubungan, hablumminallah, yaitu dengan kata-kata: “Jagalah Allah.” Ini adalah kata-kata yang bisa dipahami secara langsung oleh seorang bocah. Kalau dikatakan “jagalah Allah” maksudnya adalah “bertakwalah kepada Allah”. Cuma kalau kepada anak kecil kita katakan ittaqillah, ya mungkin orang dewasa paham maksudnya bahwa ittaqillah artinya bertakwalah kamu kepada Allah dan mereka sudah mengerti definisi taqwa. Tapi seorang bocah perlu sesuatu yang bisa dicerna pemahaman mereka. Kata-kata yang digunakan Nabi di sini adalah:

احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ

“Jagalah Allah, Allah menjagamu.”

Seorang anak, dia punya mainan, dia jaga mainannya agar jangan diambil sama temannya. DIa tahu bagaimana menjaga barangnya, sudah ada di dalam fitrahnya menjaga apa yang menjadi propertinya. Jadi ketika dia mendengar kata-kata ini dari Nabi, dia tahu maksud dari menjaga Allah itu seperti dia menjaga mainannya supaya tidak diambil, supaya tidak dirampas oleh orang lain, dia jaga dan dia lindungi itu.

Jadi seorang bocah bisa memahami itu tanpa perlu definisi apa maksudnya menjaga. Tapi kalau dikatakan Nabi kepadanya “ittaqillah” tentunya dia akan perlu bertanya lagi, “apa itu definisi taqwa?”

Ini salah satu bukti bahwa Nabi menguasai ilmu psikologi anak, kejiwaan anak, berbicara dengan anak dengan menggunakan kata-kata yang mudah mereka cerna, yang tidak sulit untuk mereka pahami untuk seorang bocah.

Download dan simak penjelasan lengkapnya.

Download mp3 Kajian Islam Tentang Membangun Kedekatan Anak Dengan Allah

Lihat juga: Cara Mendidik Anak dan Pentingnya Mencetak Generasi Rabbani


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48509-membangun-kedekatan-anak-dengan-allah/